ada cerpen ga terlalu bagus nih, hahahaha iseng aja ngisi lebaran penuh kesendirian..
Si penakut
Siang itu, di kelas yang
sesak dengan debu bedak para wanita dengan berbagai merk, kelas yang tak lagi
asing bagi gw, kelas yang penuh dengan perasaan yang menusuk hati, mengubur
rasa ingin, dan menahan hasrat yang terpaksa membisu. Inilah gw, salah satu
mahasiswa yang berada dalam kelas yang kebanyakan wanitanya ketimbang
laki-lakinya. 36 banding 6, 42 orang dalam satu kelas, dengan 36 orang wanita
yang diimbangi dengan 6 orang lelaki, secara matematis, setiap cowok bisa dapet
6 cewek. Namun, itu hanyalah ekspektasi. Siang itu, di kelas ini, gw hanya
mampu menatap dan memegang hitungan perbandingan indah jumlah mahasiswa itu,
tanpa mampu berkata lebih.
Ya. Meski seharusnya gw
mampu mendapatkan minimal 6 orang di kelas ini, tapi rasanya itu tak akan mudah
untuk diwujudkan. Karena, 1 pun gw sulit dapatkan... apalagi 6 gitu. Hemm..
lagipula sebagian dari mereka ada yang sudah memiliki kekasih, dan menjadi
masalah yang kompleks ketika kita harus bersaing dengan teman yang lain untuk
mendapatkan hati seseorang bila memang ia sedang jomblo. Huhuhuhu... karena
cewek satu, rusak pertemanan gitu aja.
Siang itu, sambil memegang
hasil perbandingan itu, gw terus memandangi dia, Ana, teman kelas yang cukup
menarik, nyentrik dengan olesan lipstik nude
yang sengaja dioles tipis, modis dengan kemeja tren mahasiswa sini, jeans yang
tidak berlebihan, dan memakai sneakers buatan dalam negeri. Rambutnya yang
diikat ekor kuda, dan poni yang dilempar ke arah kanan, terkadang pula dikepang
layaknya seorang putri Yunani, ditambah dengan matanya yang indah layaknya mata
dalam paras wajah wanita masyarakat pulau ini, dan senyuman tulusnya, dan tawa
penuh kebanggaan tanpa bebannya, menunjukkan eksistensinya sebagai perempuan
yang elegan, dan high class. namun
dirinya tetap rendah hati, sering bertegur sapa dan memberikan salam. Ana pun
rajin menabung. Dia mampu membeli handphone dengan hasil usahanya bekerja,
menjadi penyiar magang di salah satu radio swasta di ibukota. karena menjadi
penyiar, Ana sangatlah cerdas dalam bercakap, elastis dalam mengucap, dan faseh
dalam berbicara. Semua teman di kelas dekat dengannya. Teman yang baik, dan
perempuan yang ideal untuk dimiliki. Mengapa dapat gw katakan demikian? Usut
punya usut.... dia single, dan ini kesempatan!
Kembali gw menaikkan kacamata
gw yang bergoyang ke bawah akibat terlalu lama memandang Ana, gw merasa, gw
jatuh cinta. Pertemuan yang menjadi sebab gw merasa dan punya rasa suka
terhadap Ana. Karena sekelas, dan sering berada di mata kuliah yang selalu
sama, tak pernah gw jemu memperhatikan Ana, dari semester 1. Kini, gw menginjak
semester 3.. dan sudah hampir setahun, gw memperhatikannya. Kemudian, Adnan
datang menghampiri gw, salah satu dari lelaki yang termarjinalkan jumlahnya di
kelas.. “Sob, ngapain lu?” “Tuh.. Ana bro. cakep banget ya?” “Ah elu..
merhatiin Ana lu? Apa? Ana lu bilang cakep? Dia mah bidadari Sob!!!! Siapa sih
yang gak suka sama dia??!” “Emang elu suka sama dia Bro?” “Suka. Tapi kan gw
udah punya cewek. Cakepnya 11-12 lah sama doi. Yah, kaya Messi-Ronaldo, lah..”
“Cewek lu.... cowok?” “Ah Bego luh! Yaudah kalo lu suka sama Ana, bilang aja
sih! Kayanya dia juga suka tuh..” “Sama gue?” “sama Gua lah muahahahaahaha”
“Yaelah bro, kok elu gak dukung gw?” “Santai sob, gw bercanda! Yaudah, kalo
emang suka, sini gw kasih kiat-kiatnya!”
Adnan ngasih gw kiat-kiat
untuk deket sama cewek, dia bilang bahwa saat kita mau deket sama cewek,
pastikan..
Cewek itu gak punya pacar.
Dalam hal ini, Ana.. gw gak pernah ngeliat dia pulang bareng sama cowok, dia
selalu pulang sama temen-temen ceweknya, dan selalu naik transportasi kota, dan
mau berdesak-desakan di dalamnya.. jadi, selalu gw pastikan, bahwa Ana adalah
seorang wanita yang tidak punya pacar saat ini.
Cewek yang kita deketin
haruslah welcome sama kita. Sama kayak halnya keset WC, welcome.. Adnan
mengungkapkan bahwa tanda-tanda welcome seorang cewek akan terlihat saat kita
mengajak dia berbicara.. apabila si cewek merespon dengan baik, dipastikan dia
welcome sama kita... tapi, sebaliknya.. kalau kita ajak ia bicara, dianya
muntah-muntah, lalu pergi ke rumah sakit.. sudah dipastikan.. dia diare.
Ana dalam hal ini, gw lihat
baik-baik aja sama gw, gw sering ngobrol sama dia, sering satu kelompok
presentasi juga sama dia, dan sering juga ketemuan di kelas. Kebetulan kita
sekelas, sih..
Dan, untuk mendekati cewek
itu, kita harus memastikan bahwa, cewek itu.. adalah cewek. Dalam hal Ana, gw
belum bisa mastiin dia cewek apa bukan.. yah, gitu deh. Oke lupakan.
Adnan pun bilang, buat
ngedeketin cewek, pastikan kita udah mampu buat ngelupain mantan kita
sebelumnya... dan, dalam hal ini, gw masih di tengah-tengah...
Karena.. gw gagal dalam
cerita cinta yang lalu.. kisah buruk yang tak indah untuk dibawakan ke dalam
film romantis, dan tak layak dikatakan sebagai happy ending. Gw berantakan, gw
tak mampu menghadapi akhir cerita cinta yang gw alami dahulu, dimana cerita
yang sangat panjang, harus berhenti hanya karena satu sama lain tidak mampu
mempertahankan, dan hawa keegoisan yang menaungi pertengkaran gw dan dia,
mantanku saat ini. Gw berkata A, dia B, gw C, dia D, perdebatan tiada akhir.
Sampai pada akhirnya kita sama sama bertemu di huruf Z. Akhir. Kita sepakat
untuk menyudahi keadaan tak tentu saat itu. saat dimana sedang terjadi krisis
kepercayaan, antara gw dengan dia. Kepercayaan yang muncul disaat akhir-akhir
cerita gw dan dia hanyalah sebuah alienasi. Keterasingan. Kita hanya
berpura-pura percaya diatas ketidakpercayaan yang memuncak saat itu.
Kita berpisah, dan gw pergi.
Berusaha menemukan titik terang dalam gelap mata yang tertutupi oleh air mata.
Dan hingga saat ini pun, gw belum mampu bergerak, melupakan dia. Meski.. gw
pergi duluan.
.............................
♥ .............................
Untuk
mendekati cewek, pastikan kita punya modal. Modal hati, modal material, modal
intelektual, modal waktu, modal kesetiaan, dan modal lain, yang menunjang diri
kita saat proses pendekatan berlangsung. Modal modal ini bersifat wajib
dimiliki, Adnan mengujar. Karena, apabila salah satu dari modal itu tidak
maksimal, akan terasa sulit melakukan pendekatan. Modal hati, misalnya.. kita
harus dapat membuka diri kita buat mengetahui gimana perasaan dia ke kita
dengan melakukan hal yang dilakukan dengan hati. Pun dengan modal lain, modal
material pun penting.. apabila PDKT dilakukan, pastinya butuh uang untuk jalan,
dan kuota untuk mengisi paket internet yang digunakan untuk membalas chatnya,
dan modal itu haruslah benar-benar kita miliki, Adnan rasa.... modal lainnya kaya intelektual, waktu, dan
kesetiaan pun penting dimiliki biar saat PDKT, kita mampu menunjukkan
keseriusan kita terhadap cewek itu.
Dan
dari percakapan itu, gw percaya Adnan adalah dewa asmara yang dikirimkan buat
menyelesaikan masalah asmara yang berbelit dalam kehidupan gw ini.....
Siang itu, Adnan memberikan cara
- cara untuk dapat mendapatkan Ana. Namun, gw rasa sulit buat dilakuin. Apalagi
oleh gw, mahasiswa dengan IP 3,1 menyukai wanita cantik, idaman, dengan IP 4. Gw
cuma seorang mahasiswa kupu-kupu, kuliah pulang-kuliah pulang, penampilan
semrawut, sisiran hanya fiktif belaka, dan berkaca menjadi wasting time bagi gw. Tak ada yang mampu dijadikan unggulan dalam
diri gw untuk dipamerkan..
Namun, soal berbagai cara
yang sudah dilontarkan oleh Adnan, gw rasa cukup meyakinkan buat dicoba, dengan
memiliki berbagai modal yang mempuni itu. dan mulai merubah diri agar punya
sesuatu untuk dipamerkan.
.............................
♥ .............................
Adnan, teman yang cukup baik
dari 5 teman lain, telah meyakinkan untuk memberanikan diri, kini berlalu
pergi, meninggalkan kembali gw di depan mata Ana, yang sedang berbicara tanpa
kuketahui apa maknanya. Dalam diri gw, gw percaya.. kalo Ana bisa gw raih..
walau gw rasa, jalan di depan masih sangat buram.
Kesempatan pun terbuka saat
gw sadar gw satu kelompok dengan Ana. Tugas kelompoknya mudah, hanya sekedar
membuat makalah dari hasil bacaan dan diskusi yang telah ditentukan. Dan
mengumpulkan makalah beserta powerpoint yang telah disiapkan, untuk ditampilkan
di depan kelompok lain. Dari hal ini, gw bisa menunjukkan modal-modal gw sama
Ana. Nice.
Saat diskusi kelompok pun
mulai, gw yang melihat Ana sedang mengetik, bilang.. “Na, udah sini gw aja yg
ketik, elu yang nyebutin apa apa aja yang penting!” “beneran? Ah ketikan elu
kan lama..” “nggak kok! Tuh ketikan elu gayanya 11, gw mah 10 jari nih.. bisa
lebih cepet kok!” “Ah, udah.. gw aja yg ngetik.. gw lagi buru-buru nih... mau
pergi, gw gini juga biar gw bisa diitung ikut kerkel.. sorry nih yaa..” dan gw
rasa, gw harus menunjukkan modal materil gw di depan dia. “yaudah, kalo gitu gw
yg ngeprint makalahnya!” “yaudah, sana bilang sama Vivi, gw kan tugasnya di
bagian buat powerpoint..” Ah sial, gagal lagi gw melakukan penunjukkan modal
itu. gw akhirnya coba lagi.. “yaudah, sini deh gw temenin elu ngetik deeeh..
siapa tau elu butuh bantuan gueeee..” “yaelah, gw bisa sendiri hehehe.. elu
mending baca baca aja deh, biar presentasi besok ngerti. Okey? Itu juga
membantu kok..!” Ana bersabda demikian.
Dan, di siang itu gw kembali
seperti rumput yang diam dan hanya mampu bergoyang bila ditiup angin. Terlalu lemah.
.............................
♥ .............................
Malam dari siang itu pun datang,
dan besok adalah presentasinya. Cuma menjadi “Pahlawan” di presentasi kali
inilah, jalan gw mampu menunjukkan gw yang ga pinter-pinter amat bisa nunjukkin
kemampuan intelektual gw di depan Ana. Gw harus bisa!
Gw baca setiap detil bacaan
yang disampaikan di materi nanti.. gw perhatikan setiap inti dari setiap
paragraf yang disampaikan. Gw teliti setiaap spasi yang muncul mencuat ke
permukaan. Gw harus bisa.. menunjukkan gw bisa .. ke Ana. Gw sadar, apa yang gw
lakuin ini bisa dan mampu membuat Ana merasa gw adalah orang yang bisa menemani
hari sibuknya. Gw harus berusaha, menunjukkan pada dia kalo gw, adalah..
seorang.. yang...
Mampu berubah dan bergerak
karena cinta.
.............................
♥ .............................
Esoknya, presentasi pun
mulai, kelompok gw yang maju pertama. Mereka semua pada gugup, termasuk gw dan
Ana, semuanya tampak tegang dan gemetar.. takut penampilan mereka tidak sesuai
dengan apa yang diekspektasikan oleh sang dosen. Mereka takut nilai mereka
jelek, buruk, dan nggak lulus. Mungkin karena mereka apes, dapet kelompok
bersama gw. Tapi... gw gak harus sepanik mereka, toh gw udah berusaha buat hari
ini. Gw bilang aja ke semua anggota kelompok.. “temen-temen.. everythings will
be alright.” Dan cahaya kepedean mereka mulai muncul, dan akhirnya kita maju ke
depan.... dan presentasi kelompok gw, dimulai..
Gw yang bertugas sebagai
pemateri memaparkan semua materi semaksimal mungkin. Setiap slide yang
ditampilkan gw jelaskan dengan lugas dan sopan. Semua inci dari makalah gw
telaah dengan bungah. Semua pertanyaan gw lalab habis, semua kritikan gw
sanggah dengan gagah, dan semua tepuk tangan gw sambut dengan senyuman.
Presentasi kelompok gw saat itu sangatlah sempurna. Dan dari sana, pertama
kalinya gw melihat, Ana.. tersenyum.. melihat ke arah gw.
Pulangnya, Ana menghampiri
gw dan bilang, “Makasih, lo keren banget!” dan... gw cuma bisa kaget dan
diem... melihat dia pergi menjauh, membalikkan wajah indahnya yang pergi
meninggalkan gw, yang masih terpatung dan dijauhi olehnya. Entah apa yg gw
rasa, rasa sakit hati gw atas gagalnya cerita cinta gw seolah-olah lenyap dan
tergantikan oleh cerita yang baru, bersama Ana. Oke! Gw harus deketin dia mulai
sekarang!
.............................
♥ .............................
Gw udah bisa bergerak.. move
on, meninggalkan masa lalu yang tergantikan oleh Ana. Gw udah yakin, Ana
jomblo, dan dia cewek, juga udah welcome sama gw. Gw udah siapkan semua modal
yang akan gw beri buat dia di masa PDKT ini. Dan inilah akhirnya, akhir untuk
sebuah awal.. di mana gw akan mencoba menghubunginya. Okey.
Gw coba chat, “Hai :)”
Dan dia bales. “Ada apa nih?” “Na..
gw... kepikiran elu na..” “Ah? Apaan sih lebay bgt”
Gw terdiam.
Gw bodoh. Kenapa awalnya
harus kaya gini..! gw bodoh banget. awal pendekatan yang buruk.... Masalahnya, adalah.. kenapa gw harus bilang
langsung kaya gitu? Ah. Sungguh bodoh. Dan gw pun gak nyangka bahwa jawaban
yang pertama gw rasa sakitnya adalah bahwa gw yang mikirin dia, dibilang lebay.
Emm, berlebihan. Tapi emang gitu kenyataannya.. gw selalu mikirin dia, sampai
sampai dia gw jadiin moodbooster buat nyemangatin gw belajar, yah.. terlihat di
presentasi itu.. gw belajar buat gw, dan buat dia.. buat dia bisa bangga sama
gw. Tapi? Yap. Dia gak ngerti perasaan gw atau gw-nya aja yg terlalu aneh. tapi, mau gimana lagi.. gw udah buat ilang feeling Ana saat itu....
Akhirnya, gw langsung
menciut.. dan jawab “sorry, gw becanda kok, sorry yaa ganggu..” “santai aja..
hehe”
dan chat itu usai segitu aja...
Pada dasarnya, gw bisa dan
mampu ngedeketin dia. Tapi, gw jadi ngerasa berat buat ngelanjutin, atas semua
yang udah gw rasain. Gw kembali sulit buat nyenengin hati. Gw yang udah takut
sama modal gw buat kaya gini lagi. Sehingga.. setelah kejadian pengen deketin
Ana, gw jadi sulit buat deketin cewek lain. Dengan saran Adnan yang menurut gw
brilian pun gw gak mampu buat berjalan lagi, ngelanjutin perjuangan. Dari modal
yg gw bilang bisa gw penuhi, berubah drastis menjadi pesimistis, dan selalu
berpikiran kalo ngedeketin cewek itu ribet, modal ini itu, syarat ini itu,
belum lagi masalah sikap ceweknya yang gak selalu gw ngertiin.
Dan, setelah kegagalan
pendekatan Ana itu, gw kembali berdiam... tak ingin lagi bergerak mendekati
Ana. Ana cukup tau kalo gw selalu merhatiin dia, kepikiran dia.. tapi gak perlu
tau kalo gw cinta sama dia. Dan.. dari belakang dia, gw kembali memegang kertas
perbandingan temen temen gw di kelas.. kembali hanya diam, dan perhatikan.
Dan selalu berpikir, kalo gw
deketin cewek, pasti susah. Belum harus
setianya, belum harus modalnya, belum kuota internetnya, belum tiket nontonnya,
belum ngurusin waktunya, belum bener apa nggak cintanya buat kita. Macem-macem
bgt pikiran gw.....
yang padahal.. seharusnya.. semua orang bisa buat berani ngelakuin tips tips dari Adnan ini, tapi nggak buat gw. kini gw sadar, gak semua bisa kita mudah dapatkan. mungkin saat ini gw gak bisa, tapi suatu saat nanti gw pasti bisa. sama kaya gw yang bisa berubah karena cinta gw ke Ana yang bisa buat gw mau lebih baik lagi. gw yakin, suatu saat gw akan bisa. tapi bukan sekarang... pendekatan wanita... memang.. sungguh merepotkan.
hmm..
Akhirnya, inilah julukan
yang diberikan Adnan yang udah gw ceritain kisah ini..
Perkenalkan, gw. Si penakut. yang gak akan pernah mampu berubah untuk sementara waktu, dalam waktu yang lama. yang tak akan berani lagi mendekati, akan pergi berjalan sendirian dengan ketakutan, dan berpegangan dengan genggaman cinta tak tergapai oleh dia, Ana.. sang permata yang sengaja gw tinggalkan..
:)
.............................
♥ .............................
Panjang.... 😀
BalasHapus