Selasa, 28 Juni 2016

Pemikiran gila soal Banjir Jakarte~

Assalamualaikum! 


Weeh gw ketinggalan ulangtahun Jakarta ke 489 yak? wkwkwkwk

gila yeh gw sekarang udah jadi bagian di keramaian ibukota itu... mudah mudahan Jakarta ke depannya lebih baik lagi, dan masalahnya berkurang ya hehehehe.... 

oh iya, gw cuma mau nyimpen ini aja, pemikiran gila gw soal salah satu masalah di Jakarta... BANJIR.... sebenernya bisa gak sih Jakarta bebas banjir? nih pemikiran aneh gw  :) tulisan ini gw tulis waktu itu, tugas kuliah gw tentang pendapat Jakarta mengenai banjir.. hehehehe.. kalo ada yg keliru bisa komentar :D so, selamat berpikir.. hehehehe...




Akankah terwujud Jakarta yang bebas banjir suatu saat nanti?

Permasalahan di Jakarta yang belum juga dapat diuraikan dan dapat diselesaikan adalah banjir. Banjir menjadi “tamu” yang selalu hadir setiap tahun di ibukota. Layaknya tamu, banir disambut dengan ‘antusias’ oleh para warga, dimana saat ia datang, semua warga tidak bekerja, anak-anak mereka tidak bersekolah, dan tanggal di kalender seperti merah semua. Mereka sangat baik menyambut kehadiran tamu yang satu ini, saat ia datang, para warga turut serta berinteraksi dengannya, mereka senantiasa ada di tengah-tengahnya, terkadang tak mau pergi menjaga jarak dengannya, mereka ingin selalu ada didekatnya, dan beraktivitas bersamanya, ditengah-tengahnya, mulai dari sekedar update di media sosial, hingga latihan gaya dada gratis diantara banyaknya “oleh-oleh” yang dibawa sang banjir. Mereka mencintai tamu ini. Seolah-olah memang akan datang, mereka sudah tahu apa yang akan dilakukan, apa yang harus diamankan, dan mana yang harus ditinggalkan saat ia datang. Bagi mereka, banjir sudah membudaya. Bukan Jakarta kalau tidak banjir, sebuah anggapan yang sering muncul dalam benak warga Ibukota. Keantusiasan mereka dalam penyambutan tamu istimewa ini tidak selalu “didukung” oleh penguasa mereka, Pemerintah DKI Jakarta. Para penguasa berusaha untuk mencegah tamu istimewa ini datang, mereka menganggap warga tidak bahagia karena kehadiran tamu ini, saking dianggap tidak membawa manfaat bagi wilayahnya, dana banyak digelontorkan untuk membuat pencegahan kehadiran sang banjir ini datang kembali ke wilayah kekuasaan mereka. Banyak cara yang dilakukan untuk menghentikan kunjungan mereka kesana, mulai dari perluasan, perbaikan, dan pembuatan waduk dan bendungan; gorong-gorong yang dibuat lebih efektif dan tepat untuk ‘jalur’ keluar “tamu” agar langsung pergi tanpa bertamu dulu; kemudian pembuatan sodetan sebagai jalur alternatif keluar air agar melewati jalur lain; bahkan mungkin yang lebih absurd, seperti pengadaan sedotan yang akan dibagi kepada para warga untuk menyedot air yang datang.

Kiasan yang telah disampaikan tadi merupakan representasi dari keadaan Jakarta saat ini. Dimana yang sebenarnya, warga tak akan pernah merasa nyaman saat terjadi banjir. Mereka terpaksa menerima keadaan bahwa saat banjir, seluruh aktivitasnya akan tersendat dan menjadikannya tidak seefektif dan selancar saat tidak terjadi banjir. Meskipun Pemerintah telah berusaha mengurangi serta menghilangkan banjir ini dengan berbagai cara, dan memerlukan anggaran dana yang tidak sedikit, banjir tetap terjadi, tahun ke tahun terus terjadi. Kembali ke bait pertama, pertanyaannya, apakah akan terwujud Jakarta yang bebas banjir suatu saat nanti? BISA saja, walau sulit. Karena keadaan Jakarta saat ini yang tata ruang kotanya masih ada yang tidak teratur, gorong-gorong yang masih dipenuhi sampah, sodetan yang terus mengalami gangguan, dan masalah waduk serta relokasi penduduk yang masalahnya ada terus tanpa ujung.  Sempat terpikir dalam benak saya, untuk membenahi Jakarta, perlu datang musibah besar yang mengharuskan Ibukota ini menata ulang kotanya dari nol sehingga pengaturan kota yang secara geografisnya memang akan dilewati aliran air sungai dari kota lain ini dapat diatur dengan baik, namun itu hal yang pasti tidak diinginkan oleh banyak pihak. Dan dalam keadaan Jakarta yang sudah seperti ini,  diperlukan banyak tindakan ‘revolusioner’  yang efektif dan militan untuk mengubah keadaan di Jakarta saat ini, langkah besar oleh pemerintah dan warga untuk setidaknya mengurangi persentase kerusakan akibat banjir, dan juga persentase jumlah air yang menggenangi Jakarta. Bagi saya, berpikir hal apapun dengan positif dan meyakini masa depan yang lebih baik dirasa sanggup membuat keyakinan itu menjadi kenyataan. Dan dalam konteks ini, saya percaya banjir di Jakarta perlahan hilang, bahkan hilang di suatu saat nanti.



nah itu dia pemikiran gw  :P mudah mudahan keoptimisan gw ini bisa berdampak besar bagi kemajuan Jakarta buat lebih baik lagi...



HBD Jakarta :D 






Wassalamualaikum,'


ttd


Mpuy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar