Assalamualaikum!
Weeh gw ketinggalan ulangtahun Jakarta ke 489 yak? wkwkwkwk
gila yeh gw sekarang udah jadi bagian di keramaian ibukota itu... mudah mudahan Jakarta ke depannya lebih baik lagi, dan masalahnya berkurang ya hehehehe....
oh iya, gw cuma mau nyimpen ini aja, pemikiran gila gw soal salah satu masalah di Jakarta... BANJIR.... sebenernya bisa gak sih Jakarta bebas banjir? nih pemikiran aneh gw :) tulisan ini gw tulis waktu itu, tugas kuliah gw tentang pendapat Jakarta mengenai banjir.. hehehehe.. kalo ada yg keliru bisa komentar :D so, selamat berpikir.. hehehehe...
Akankah
terwujud Jakarta yang bebas banjir suatu saat nanti?
Permasalahan
di Jakarta yang belum juga dapat diuraikan dan dapat diselesaikan adalah
banjir. Banjir menjadi “tamu” yang selalu hadir setiap tahun di ibukota.
Layaknya tamu, banir disambut dengan ‘antusias’ oleh para warga, dimana saat ia
datang, semua warga tidak bekerja, anak-anak mereka tidak bersekolah, dan
tanggal di kalender seperti merah semua. Mereka sangat baik menyambut kehadiran
tamu yang satu ini, saat ia datang, para warga turut serta berinteraksi
dengannya, mereka senantiasa ada di tengah-tengahnya, terkadang tak mau pergi
menjaga jarak dengannya, mereka ingin selalu ada didekatnya, dan beraktivitas
bersamanya, ditengah-tengahnya, mulai dari sekedar update di media sosial, hingga latihan gaya dada gratis diantara
banyaknya “oleh-oleh” yang dibawa sang banjir. Mereka mencintai tamu ini.
Seolah-olah memang akan datang, mereka sudah tahu apa yang akan dilakukan, apa
yang harus diamankan, dan mana yang harus ditinggalkan saat ia datang. Bagi
mereka, banjir sudah membudaya. Bukan
Jakarta kalau tidak banjir, sebuah anggapan yang sering muncul dalam benak
warga Ibukota. Keantusiasan mereka dalam penyambutan tamu istimewa ini tidak
selalu “didukung” oleh penguasa mereka, Pemerintah DKI Jakarta. Para penguasa
berusaha untuk mencegah tamu istimewa ini datang, mereka menganggap warga tidak
bahagia karena kehadiran tamu ini, saking dianggap tidak membawa manfaat bagi
wilayahnya, dana banyak digelontorkan untuk membuat pencegahan kehadiran sang
banjir ini datang kembali ke wilayah kekuasaan mereka. Banyak cara yang
dilakukan untuk menghentikan kunjungan mereka kesana, mulai dari perluasan,
perbaikan, dan pembuatan waduk dan bendungan; gorong-gorong yang dibuat lebih
efektif dan tepat untuk ‘jalur’ keluar “tamu” agar langsung pergi tanpa bertamu
dulu; kemudian pembuatan sodetan sebagai jalur alternatif keluar air agar
melewati jalur lain; bahkan mungkin yang lebih absurd, seperti pengadaan sedotan yang akan dibagi kepada para
warga untuk menyedot air yang datang.
Kiasan
yang telah disampaikan tadi merupakan representasi dari keadaan Jakarta saat
ini. Dimana yang sebenarnya, warga tak akan pernah merasa nyaman saat terjadi
banjir. Mereka terpaksa menerima keadaan bahwa saat banjir, seluruh aktivitasnya
akan tersendat dan menjadikannya tidak seefektif dan selancar saat tidak
terjadi banjir. Meskipun Pemerintah telah berusaha mengurangi serta
menghilangkan banjir ini dengan berbagai cara, dan memerlukan anggaran dana
yang tidak sedikit, banjir tetap terjadi, tahun ke tahun terus terjadi. Kembali
ke bait pertama, pertanyaannya,
apakah akan terwujud Jakarta yang bebas banjir suatu saat nanti? BISA saja,
walau sulit. Karena keadaan Jakarta saat ini yang tata ruang kotanya masih ada
yang tidak teratur, gorong-gorong yang masih dipenuhi sampah, sodetan yang
terus mengalami gangguan, dan masalah waduk serta relokasi penduduk yang
masalahnya ada terus tanpa ujung. Sempat
terpikir dalam benak saya, untuk membenahi Jakarta, perlu datang musibah besar
yang mengharuskan Ibukota ini menata ulang kotanya dari nol sehingga pengaturan
kota yang secara geografisnya memang akan dilewati aliran air sungai dari kota
lain ini dapat diatur dengan baik, namun itu hal yang pasti tidak diinginkan
oleh banyak pihak. Dan dalam keadaan Jakarta yang sudah seperti ini, diperlukan banyak tindakan ‘revolusioner’ yang efektif dan militan untuk mengubah
keadaan di Jakarta saat ini, langkah besar oleh pemerintah dan warga untuk
setidaknya mengurangi persentase kerusakan akibat banjir, dan juga persentase
jumlah air yang menggenangi Jakarta. Bagi saya, berpikir hal apapun dengan
positif dan meyakini masa depan yang lebih baik dirasa sanggup membuat
keyakinan itu menjadi kenyataan. Dan dalam konteks ini, saya percaya banjir di
Jakarta perlahan hilang, bahkan hilang di suatu saat nanti.
nah itu dia pemikiran gw :P mudah mudahan keoptimisan gw ini bisa berdampak besar bagi kemajuan Jakarta buat lebih baik lagi...
HBD Jakarta :D
Wassalamualaikum,'
ttd
Mpuy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar