Sabtu, 19 Maret 2016

Alienasi : BERLAYARLAH, HEI BAJAK LAUT!!



Assalamualaikum  :)

Malam minggu ini gw berhasil menyelesaikan tulisan yang gak berguna-berguna amat dalam hidup kalian  :P

Gw gabut banget malem mingguan tuh, mau maen keluar, gak ada temen.. mau pacaran? Gak punya juga :’) mau tidur, gak bisa tidur.. akhirnyaaaaa gw menulis ini aja dehh.. hehehehe....

Ini cuma tulisan biasa aja kok, bukan contekan UN :p apalagi kiat-kiat lulus kuliah 4 tahun wkwkwk...

Jadi gini, kalo mau tidur kan biasanya waktu kita kecil, dibacain dongeng sebelum tidur ya? Apasihnamanya? Fairy tale ya? Hahahaha naah ini juga ada nih dongeng buatan gw, dongeng yang gak bagus-bagus amat sih :p  tapi kalo mau dibaca juga boleee kok :)

Judulnya :


BERLAYARLAH, BAJAK LAUT!

Suatu hari, di lautan lepas di samudera antah berantah.. hiduplah seorang bajak laut, yang berlayar mencari harta karun yang diidam-idamkannya, ia mencari ke seluruh sudut, bahkan titik di seluruh dunia, dia tidak jemu-jemu seperti burung kutilang mencari harta karun itu, dia tidak peduli sebesar apapun badai menerpa, badai topan, badai pasti berlalu, sampai alis-badai ia hadang, hanya demi harta karun yang sangat sangat-super sangat ia inginkan.

Ia berlayar sendiri, tanpa anak buahnya, bukan karena ia sombong dan sok jagoan, beberapa hari sebelum hari itu, seluruh anak buahnya dibajak, dan dibunuh oleh ‘hantu laut’yang dalam mitosnya apabila bertemu dengan hantu itu, sulit untuk keluar. ‘hantu’ yang dijelaskan disini adalah ‘gelombang laut’yang berputar di tengah laut.. sejenis pusaran air saat kita mengaduk-aduk kopi di pagi hari.. ‘hantu’ini sangat sial bertemu dengan kapal bajak laut ini.. sialnya karena.. ada kapten yang sangat berani dan tak gentar melawan pusaran air itu, sehingga ‘hantu’ itu tak mampu menghabisi kapal bajak laut itu, naasnya.. perjuangan sang bajak laut untuk lepas dari hantu itu, harus dibayar dengan banyaknya awak kapal yang tidak mampu menahan serangan putaran air itu, sehingga mereka semua terpental masuk ke dalam mulut hantu itu, dan meninggalkan sang bajak laut itu sendirian... bajak laut saat itu sangat frustasi, seluruh teman seperjuangannya telah tiada, dan kini hanya dia yang harus menghadapi kesulitan pemilihan kehidupan : kembali pulang –atau terus berlayar mencari harta karun tersebut. bajak laut bisa saja pulang, karena ia tidak memiliki siapapun lagi yang mampu membantu dia di kapal ini.. namun di sisi lain, rasa dan keinginan dia mewujudkan impiannya bersama teman-temannya masih tersimpan dan terus terfikir ‘sangat mengecewakan’apabila ia tak mampu memenuhi harapan dari hasil perjuangan dan pengorbanan teman-temannya....

Dan saat ini, ia masih di atas kapal itu, sendirian.. dan bengong memikirkan apa yang harus ia lakukan....


Kemudian, rasa lapar yang sangat besar muncul, berbarengan dengan kapal yang kehabisan bahan makanan. Ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukan.. pasca bertemu dengan hantu itu, banyak barang-barang yang diserap... dia berpikir, mungkin ini sudah saatnya untuk dia bertemu teman-temannya.. namun dengan cara yang berbeda....

Di ujung tatapannya yang hampir tertutup, ia mendengar suara kapal lain.. dan kemudian ia bangkit dan mengarahkan kapalnya ke kapal itu.. dengan harapan ia dapat membajak kapal itu, sendirian..

Saat sampai di kapal yang dituju, ia menyerang layaknya bajak laut tangguh, yang padahal ia sangat lemah karena lemas kelaparan..

Dan akhirnya ia gagal membajak, dan malah berbalik ia yang diserang oleh orang dari kapal itu...

Beruntungnya, orang-orang di kapal itu sangat baik, dan kemudian malah memberikan bajak laut itu makanan, dan beberapa bahan makanan ke kapal itu..

Ia berkata kepada kaptennya, “terima kasih tuan, engkau adalah pelaut yang sangat baik hati, saya tidak tahu lagi bagaimana harus mengucapkan terima kasih, akibat seluruh awak saya dilahap oleh hantu itu, saya sendirian sekarang, saya bingung harus bagaimana...”.”kamu tak perlu khawatir, ini hanya bentuk dari rasa solidaritas perjuangan para pelaut.. oh iya, kamu mau kemana sekarang?”. “ saya hendak menuju pulau terdekat dari sini, dan berharap bisa mencari uang dulu disana, agar proses berlaut saya bisa terus berlanjut, terima kasih atas sumbangan tuan untuk bahan makanan ini, saya kira cukup untuk sampai ke pulau selanjutnya, saya mau berlabuh”. “Oh, untuk pulau selanjutnya, di sekitar sini, ke arah barat daya ada pulau singgah, dan itu pelabuhannya milikku, pulaunya pun milikku.. silahkan ambil sumber daya disana, disana banyak sekali yang bisa kau dapatkan”. “oh, baik tuan.. terima kasih.. saya akan kesana.. saya tidak akan meminta gratis, saya akan bekerja untuk pulau itu, sebagai bentuk balas budi tuan terhadap saya..”.”baik, terima kasih atas kerjasamanya.. “ jawab kapten kapal tersebut..

Setelah itu, sang bajak laut akhirnya berlayar menuju pulau itu, dan sampai lah ia di pelabuhannya, kemudian.. ia sangat tertegun... ia seperti melihat surga, ia melihat pemandangan dan suasananya sangatlah senada dengan ekspektasi dia: saat dia menginginkan tujuan pemberhentian kapalnya dengan situasi yang demikian. Benar sekali, suasana dan udara disana sangat beda dengan pelabuhan dan pulau yang dulu pernah ia singgahi.. kini ia telah sampai di tempat yang sangat sesuai dengan hatinya.. dia melihat keadaan pelabuhan yang sejuk, tidak panas, bahkan tidak membuat orang kesal.. semua orang disini merasa senyum adalah sebuah habit, kebiasaan.. sehingga tidak ada satupun orang yang memanyunkan mulutnya.. semua tersenyum.. keadaan rapi di pelabuhan membuat kapalnya nyaman berlabuh disana.. dan dia mulai berpikir.. “Aku akan tinggal disini, apabila sudah menemukan harta karun itu..”

Di pulau itu, sesuai dengan penuturan kapten itu, sumber dayanya sangat melimpah, mulai dari sumber daya laut, sumber daya darat, makanan melimpah ruah disana, orang-orang bahagia dengan pekerjaannya, mereka para sumber daya manusia berkemampuan sangat baik.. dia seperti menemukan surga sesungguhnya. Pulau idaman – pikirnya.

Di pulau itu, sang bajak laut bekerja sebagai kuli panggul dan tukang antar barang ke rumah -  rumah warga.. dia senang orangorang di pulau itu sangat ramah, mau dijawab dengan respon yang cepat, dan selalu baik kepada siapapuun, sehingga ia sangat nyaman tinggal disini..
Ia bekerja hampir 3 bulan disana, ia berteman baik dengan para penduduk, hingga mampu bercerita banyak dengan orang asing, ia bekerja dengan tanpa beban... ia bahagia..

Ia pun sadar....

setelah beberapa lama berselang, ia sadar untuk memilih... untuk memilih pulau ini sebagai “Harta karun”nya. Ya...... Ia sudah mendapatkan apa yang ia cari.. ia sudah yakin bahwa pulau ini benar, harta karunnya ada disini... memang, ia berlayar bersama teman – temannya bukan untuk mencari harta karun berupa benda, emas, atau uang..
Yang mereka cari dari harta karun sebenarnya adalah...


Tempat dimana mereka, atau dalam hal ini, dia.. dapat menghabiskan hidupnya dengan tenang dan bahagia hingga mati disana..... karena memang tempat tinggal mereka yang awal sangat mengalami kesulitan untuk hidup..

Dia yang kini tinggal sendiri, merasa bahwa hatinya sudah memilih pulau ini, pelabuhan ini sebagai tempatnya untuk berlabuh.. dan memilih untuk tinggal disini, hingga mati.
Itulah harta karun mereka, kini.. harta karunnya.. sangat simple..

Dan bajak laut itu berkata... “akhirnya, aku menemukan harta karun ini.. akan aku jaga harta ini disini, dan aku berjanji, ini adalah pemberhentianku.. aku akan berlabuh disini, dan aku akan menetap disini untuk waktu yang lama.. dan akan mati di tempat terindah ini..”



Saat ingin mengatakan bahwa ia ingin tinggal disana, ia melihat sisi lain dari pulau ini, sisi dimana di belakang kemegahan keindahan itu, ada 1 keadaan yang membuat mereka sulit untuk menerima penduduk baru..
Mereka yang tidak memiliki darah dan hubungan yang sama dengan penduduk pulau, hanya boleh menetap sementara, temporer... dan itu merupakan aturan, sebuah struktur sosial yang sudah jadi konsensus penduduk di masa lampau.. sedangkan bajak laut, yang sudah menemukan ‘harta karun’, harus mau menerima keadaan bahwa.. ia harus tahu diri, pulau ini sempurna, tapi, TIDAK UNTUK ditinggali olehnya, bukan karena tidak indah, tapi karena tidak mudah... menerima keadaan bahwa dirinya tak layak disini....







He so broke.






Dan.. akhirnya, mau tidak mau,  dia harus mau menerima aturan itu, memang pendatang boleh berlabuh selama setahun, dan saat itu memang masih berjalan 3 bulan ia disana... namun, muncul rasa sakit yang mendalam..

Bahwa kenyataan pelabuhan dan pulau terindah ini tidak mau dirinya ada disini untuk waktu yang lama..


Akhirnya ia lebih baik memilih untuk pergi, secepatnya.. sebelum perasaan memiliki pulau ini makin tinggi, dan ekspektasi untuk berbahagia disini hingga mati dapat berhenti...

“Aku lebih baik meninggalkan tempat ini, sebelum semuanya semakin melekat di hati ini....”
Ucapnya.



















Dan akhirnya dia yang sudah mau berlabuh selamanya disana.. harus menarik jangkarnya kembali, dan segera untuk berlayar.


..
.

.
.
.
.
.
.
Meninggalkan pulau itu.. pelabuhan itu..


















Kapal bergerak berbalik menjauhi pelabuhan ‘terindah’itu, sebutan dari dirinya..
,.

.
.
.
.
..


.
.


Para penduduk yang mengenalnya mendukung dirinya untuk terus bergerak, berlayar meninggalkan pulau indah yang tak seharusnya bisa ia tinggali..
.
.
..
.
.
.
.

Dan bajak laut itu kini kembali berlayar, menjauhi kapal itu, dengan menengok ke belakang, melihat lambaian tangan para penduduk pulau itu.. yang menurut dia sangat baik, sekaligus ‘jahat’. Ia membalas lambaian tangan itu, tanpa menoleh ke arah mereka, ke pulau itu.









Matanya sudah basah oleh air.















..............


Dia meninggalkan harta karun itu disana, harta karun yang seharusnya sudah ia miliki.. namun, ia kubur kembali disana..



. . .

.
.
.
 Berharap ada orang yang benar-  benar layak mengambil harta karun itu..

Harta karun di pulau dan pelabuhan’terindah’, harta terindah yang tak disiapkan untuknya, sang bajak laut..



Dan kini kapal sudah jauh meninggalkan pulau itu..




Bajak laut pun melanjutkan pelayarannya..

BERLAYARLAH, BAJAK LAUT!!





Ini belum selesai.



Ia masih berlayar.







Entah sampai kapan ia bisa menemukan pulau lagi..




Entah, tak satupun yang tahu..





.









Naah gitu deh cerita singkatnya, intinya dongeng itu menceritakan ada bajak laut yang udah nemu tujuannya, tapi gak bisa didapet karena alesan tertentu.. yang ngebuat dia sadar bahwa yang menurut ia indah, dan ia idam-idamkan gak selamanya bisa menjadi milik dia..
Dan terkadang harus ngerelain buat orang lain, yang dirasa itu lebih tepat buat ‘dia’.. bukan ‘gua’... kasarnya gitu..

Hehehe.. mudah – mudahan dapet pesan moral deh ya, tapi kalo gak dapet gapapa deh..




perjalanan masih berjalan kok, untuk mengarungi lautan kehidupan ini.. - @furqonmpuy on IG


Makasih ya udah mau baca :) yuk komen aja kalo mau nambahin....




Wassalamualaikum wr.wb.


Ttd


Mpuy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar